Warna warni Menginap di Hostel
Setelah penerbangan, masalah lain
yang harus dipikirkan para traveller
adalah penginapan. Pos ini lumayan menyita budget
perjalanan, oleh karena itu perlu dipikirkan secara matang.
Beruntung saat ini traveller, terutama para backpacker, semakin dimanjakan dengan
berbagai kemudahan. Kalau di penerbangan ada low cost carrier alias penerbangan murah, di penginapan pun
berkembang gejala yang sejenis. Hostel adalah salah satunya.
Hostel adalah penginapan murah
dengan beberapa orang berada di dalam satu kamar. Di penginapan ini, kita akan
berbagi kamar dengan travellers dari
berbagai belahan dunia. Ada yang satu kamar berisi empat bed, enam bed atau di
atas sepuluh bed. Tidak ada batasan jumlah bed di dalam kamar. Tempat tidur
umumnya berupa tempat tidur tingkat (bunk
bed) yang bisa jadi terdiri atas dua tingkat atau tiga tingkat. Suka-suka
pemiliknya saja.
Sebuah Hostel di Dekat Hyde Park London, UK |
Biasanya para traveller mau mendefinisikan ulang mengenai kenyamanan penginapan
karena berpikir bahwa hostel sebenarnya dipakai hanya sesaat saja. Ketika bepergian,
terutama ke luar negeri, kita seperti tidak mau melewatkan satu detik pun untuk
menjelajah tiap sudut destinasi wisata. Pulang ke hostel sudah malam, tidur
sebentar dan pagi-pagi sudah siap untuk explore
lagi.
Bagi kamu yang tidak biasa berbagi
kamar, mungkin akan risih karena merasa privacy-mu
terganggu. Tapi apa boleh buat, inilah yang didapatkan dengan biaya yang murah.
Tapi sebaiknya, jangan buru-buru ilfil dengan
hostel. Ada banyak warna warni di sini.
Berikut adalah warna warni menginap
di hostel
1.
Seberapa murah?
Tarif hostel tergantung di mana ia
berada. Untuk kota-kota mahal seperti Tokyo atau London, tarif hostel bisa berkisar antara IDR 300
ribu sampai 500ribuan. Untuk kota-kota di Asia lainnya, masih ada yang di bawah
IDR200 ribuan. Sedangkan di tanah air,
banyak yang masih berkisar IDR100 ribuan.
Jangan bandingkan dengan tarif hostel
luar negeri dengan hotel di tanah air, ya.
Apalagi saat ini di beberapa tempat seperti di Jogja dan Bali sedang ada
perang tarif hotel, di mana dengan IDR500
ribuan sudah bisa menginap di hotel berbintang 3 ke atas.
Lebih bijak kalau membandingkan
tarif hostel dengan tarif hotel atau penginapan lain di kota tujuan. Di
kota-kota besar dunia, tarif hotel per malam bisa puluhan kali lipat dari tarif
hostel!
Front Officer Selalu Helpful |
2.
Fasilitas
Fasilitas hostel bervariasi. Sejauh
pengalaman saya, fasilitas umum sebuah hostel umumnya adalah kamar, kamar
mandi, locker penyimpanan (kunci
gembok untuk locker bawa sendiri, ya), living room (plus dispenser, microwave) dan wi-fi. Fasilitas yang disebut terakhir
ini dianggap penting oleh owner-nya
karena sebagian besar traveller yang
menginap di sini adalah anak muda yang selalu ingin on line. Fasilitas tiap hostel berbeda-beda, oleh karena itu kamu
harus rajin mengeceknya via internet sebelum memesannya.
Kamar mandi digunakan untuk seluruh
penghuni kamar. Jadi, apakah harus antri? Nah menurut pengamatan saya,
orang-orang dari beberapa negara biasanya tidak mandi pagi. Hanya cuci muka dan
gosok gigi saja. Ini sudah mengurangi antrian (hanya orang Indonesia yang tetap
mandi dua kali sehari meskipun di musim dingin!). Di hostel, biasanya juga ada
kamar mandi di luar kamar dan bisa dipakai semua tamu. Kenali hostelmu,
biasanya kamar mandi umum ada di dekat living
room atau di ujung gang kamar. Kamar mandi ini bisa digunakan ketika kamar
mandi di kamar sedang digunakan
Oya, biasanya hostel menyediakan shower dengan air dingin dan hangat. Air
hangat sangat penting kalau kita bepergian pada musim dingin.
Jumlah bed suka-suka pemiliknya |
Kebijakan hostel tentang sarapan
berbeda-beda, ada yang include dengan
sarapan ada yang tidak. Tentu ini akan berkorelasi dengan tarif yang harus dibayarkan.
3.
Interaksi antar budaya
Tinggal di hostel berarti akan
tinggal dengan orang-orang dari seluruh dunia. Dari yang berkulit gelap sampai
berkulit terang. Dari yang bermata sipit sampai bermata belo. Semuanya ada di sini.
Sebaiknya kita menggunakan kesempatan
ini untuk ngobrol dan berinteraksi.
Sekali lagi, berdasar pengalaman, umumnya mereka senang diajak ngobrol. Kalo ada
satu atau dua traveller yang tampak
enggan ngobrol atau terlihat jutek, tinggalkan.
Tapi jangan buru-buru menggeneralisasi bahwa semua traveller seperti itu. Orang
jutek ada di mana-mana, termasuk di daerah asal kita, bukan?
Masalah bahasa juga tidak
seharusnya menjadi kendala. Tidak semua orang di dunia ini menggunakan dan
fasih berbahasa Inggris. Bagi orang Indonesia, ini saatnya mempraktekkan bahasa
Ingggris yang sudah dipelajari sejak SD! Kalau kamu mampu berbahasa asing yang
lain, tentu bisa menjadi keberuntungan tersendiri
Ngobrollah
yang ringan-ringan saja. Setelah berkenalan yang biasanya seputar data
biografis singkat, teruskan dengan ngobrol
yang ringan-ringan saja: tentang destinasi wisata di negara tersebut,
keindahannya, cuacanya, atau hal lain
yang sifatnya netral. Pada kesempatan ini, hindari topik-topik berat dan
kontroversial seperti tentang politik. Di sini kita juga bisa mempromosikan
negara kita, lo. Kalau punya buku
atau brosur tentang wisata di negara kita, bisa ditinggal di living room untuk dibaca traveller yang datang setelah kita.
Kesempatan ngobrol biasanya dilakukan di
living room saat sarapan (kalo ada fasilitas ini) dan malam hari. Seusai
lelah menjelajah kota, biasanya malam hari para traveller akan bersantai di living room. Leyeh-leyeh sembari makan
yang sudah dibeli secara take away. Ada
pula yang sibuk memanaskan makanan di microwave
dan membuat kopi dengan dispenser (sekali lagi, kalau disediakan fasilitas
ini).
Ngobrollah Kalo Bisa |
4.
Saling menghormati
Pengalaman menunjukkan bahwa para traveller yang berada dalam satu kamar,
akan saling menghormati. Misalnya, ketika ada traveller yang masuk kamar pada
malam hari—ketika penghuni lain sudah
tidur—mereka masuk secara pelan-pelan dan
tidak menimbulkan kegaduhan. Di dalam kamar, penghuni juga tidak mengobrol atau
tertawa keras-keras dengan temannya.
Intinya, semua penghuni kamar
saling menjaga diri untuk tidak mengganggu penghuni yang lain. Hal itu rasanya
sudah menjadi satu pemahaman bagi traveller
yang tinggal di hostel.
5.
Mixed
gender room
Nah, ada satu hal penting lagi nih.
Untuk menampung sebanyak mungkin travellers,
banyak hostel punya kebijakan “mixed
gender room” yang artinya traveller laki-laki
dan perempuan akan berada pada kamar tidur yang sama. Selain pertimbangan occupancy, mungkin hal ini didasari
pertimbangan bahwa ketika satu kamar diisi oleh banyak traveller dari berbagai negara, meskipun berbeda jenis kelamin,
mereka akan saling menghormati.
Leyeh-leyeh melepas Pegal |
Tapi jika kamu keberatan dengan
jenis kamar yang seperti ini, cari terus hostel yang punya same gender room. Siapa tahu jadi rejeki anak soleh...
Seru kan, tinggal di hostel? Penginapan
ini akan melengkapi petualangan serumu menjelajah tempat-tempat baru!
Komentar
Posting Komentar